Sampah Kita, Masalah Kita

| Minggu, 20 April 2014



Semakin banyaknya penduduk yang mendiami suatu wilayah memberikan kontribusi sampah yang banyak pula. sampah yang menumpuk akan menimbulkan banyak masalah, mulai dari bau sampah yang menyengat, areal penimbunan sampah yang mengurangi luas wilayah, mencemari tanah dan air bahkan udara. 

Akibat Sampah yang Bertumpuk
            Beberapa akibat karena sampah yang bertumpuk antara lain sebagai berikut:
1). Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok. Ini akan menjadi tempat yang subur bagi organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Juga  merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.
2). Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai maupun air tanah.
3). Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.
4). Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas, tertutup dan jauh dari pemukiman.
Jadi, pengelolaan sampah tidak cukup hanya dilakukan dengan manajemen 3P (Pengumpulan, Pengangkutan dan Penimbunan di TPA). Sampah dikumpulkan dari sumbernya kemudian diangkut ke TPS dan terakhir ditimbun di TPA. Jadi? Pengurangan volume  sampah dengan mengolah sampah menjadi produk yang berguna perlu dipikirkan dan dipraktekkan secara  konsisten.  
            Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolan sampah perkotaan, antara lain:
1)      Kepadatan dan penyebaran penduduk.
2)      Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.
3)      Karakteristik sampah.
4)      Budaya sikap dan perilaku masyarakat.
5)      Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA).
6)      Rencana tata ruang dan pengembangan kota.
7)      Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.
8)      Biaya yang tersedia.
9)      Peraturan daerah setempat.

Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.    Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
2.    Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya.  Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah botol, plastik wadah pembungkus makanan dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Pemilahan Sampah
            Berdasarkan uraian tentang 3-R, 4-R atau 5-R tersebut, maka pemilahan sampah langsung di sumbernya menjadi sangat penting artinya. Adalah tidak efisien jika pemilahan dilakukan di TPA, karena ini akan memerlukan sarana dan prasarana yang mahal. Oleh sebab itu, pemilahan harus dilakukan di sumber sampah seperti perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminal dan tempat-tempat dimana manusia beraktivitas. Mengapa perlu pemilahan? Sesungguhnya kunci keberhasilan program daur ulang adalah justru di pemilahan awal. Pemilahan berarti upaya untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya heterogen menurut jenis atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya homogen. Ini berarti perlu manajerial. Manajemen Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah.

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan pemisahan sampah organik dan anorganik ini antara lain :
-       Berkontribusi secara langsung dalam memecahkan masalah penanganan sampah. Jika dilihat dari jumlah sampah yang kita hasilkan setiap hari, mungkin itu dinilai sedikit, tapi bayangkan jika setiap hari dari setiap orang. Berarti ini membantu pemisahan sampah lebih cepat sehingga tidak cepat menumpuk di TPA.
-       Kualitas lingkungan meningkat. Lingkungan yang bersih dari sampah akan lebih higienis.
-       Kualitas estetika meningkat. Tumpukan sampah, bau busuk dan sampah yang berserakan akan mengganggu keindahan sehingga tidak indah dipandang.
-       Tambahan pendapatan. Tidak sedikit orang-orang sukses yang mendapatkan penghasilannya dari hasil mengolah sampah. Semakin cepat sampah dapat dimanfaatkan atau diolah maka semakin meningkat pendapatan yang diperoleh.
-       Sebagai ladang sedekah dan membantu orang lain yang membutuhkan. Kita dapat menjual sampah yang sudah kita pisahkan, misalnya botol kaca, botol plastic, kerta koran, dll dan hasilnya kita sumbangkan ke orang yang membutuhkan. Atau bisa juga diberikan ke pemulung yang lewat di depan rumah.

Nah, banyak manfaat dari memilah sampah kan? Jadi, mari bersumbangsih menjaga lingkungankita :)

Sekarang masalah pembakaran sampah di sekitar areal kampus. Tentu tidak nyaman bukan, jika kita sedang asik belajar tiba-tiba ada asap tak diundang masuk ke ruangan, bisa batuk-batuk dan mengganggu banget. Pembakaran sampah di sekitar areal kampus sebaiknya dilaarang karena banyak sekali dampak negatifnya, selain dapat mengganggu aktifitas belajar mengajar, juga lingkungan di areal kampus terkesan tidak segar. Sebaikknya dibuat slogan atau peringatan tertulis disekitar areal pembuangan sampah agar para petugas kebersihan tidak membakar sampah yang menumpuk. Dan bila kita telah melakukan pemilahan sampah lebih awal (dari sumbernya), maka pengolahan sampah akan lebih efektif.

Ok kawan..  mari kita jaga lingkungan kita, rawat bumi kita :)






0 komentar:

Posting Komentar

Prev
▲Top▲