Semakin banyaknya penduduk yang mendiami suatu
wilayah memberikan kontribusi sampah yang banyak pula. sampah yang menumpuk
akan menimbulkan banyak masalah, mulai dari bau sampah yang menyengat, areal
penimbunan sampah yang mengurangi luas wilayah, mencemari tanah dan air bahkan
udara.
Akibat Sampah yang Bertumpuk
Beberapa
akibat karena sampah yang bertumpuk antara lain sebagai berikut:
1). Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok. Ini akan menjadi
tempat yang subur bagi organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Juga merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan
demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.
2). Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya
bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan pencemaran
sumur, sungai maupun air tanah.
3). Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran
drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.
4). Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas,
tertutup dan jauh dari pemukiman.
Jadi, pengelolaan sampah
tidak cukup hanya dilakukan dengan manajemen 3P (Pengumpulan, Pengangkutan dan
Penimbunan di TPA). Sampah dikumpulkan dari sumbernya kemudian diangkut ke TPS
dan terakhir ditimbun di TPA. Jadi? Pengurangan volume sampah dengan
mengolah sampah menjadi produk yang berguna perlu dipikirkan dan dipraktekkan
secara konsisten.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolan sampah perkotaan, antara
lain:
1)
Kepadatan
dan penyebaran penduduk.
2)
Karakteristik
fisik lingkungan dan sosial ekonomi.
3)
Karakteristik
sampah.
4)
Budaya sikap
dan perilaku masyarakat.
5)
Jarak dari
sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA).
6)
Rencana tata
ruang dan pengembangan kota.
7)
Sarana
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.
8)
Biaya yang
tersedia.
9)
Peraturan
daerah setempat.
Berdasarkan komposisinya,
sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sampah Organik, yaitu sampah
yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
2. Sampah Anorganik, yaitu
sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual
adalah botol, plastik wadah pembungkus makanan dan gelas bekas minuman, kaleng,
kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
Pemilahan Sampah
Berdasarkan uraian tentang 3-R, 4-R atau 5-R tersebut, maka pemilahan sampah
langsung di sumbernya menjadi sangat penting artinya. Adalah tidak efisien jika pemilahan dilakukan di
TPA, karena ini akan memerlukan sarana dan prasarana yang mahal. Oleh sebab
itu, pemilahan harus dilakukan di sumber sampah seperti perumahan, sekolah,
kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminal dan tempat-tempat dimana
manusia beraktivitas. Mengapa perlu pemilahan? Sesungguhnya kunci keberhasilan
program daur ulang adalah justru di pemilahan awal. Pemilahan berarti upaya
untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya heterogen menurut
jenis atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya
homogen. Ini berarti perlu manajerial. Manajemen Pemilahan Sampah dapat
diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya
dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari
pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui
pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah.
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan
pemisahan sampah organik dan anorganik ini antara lain :
-
Berkontribusi secara langsung dalam memecahkan masalah penanganan sampah. Jika
dilihat dari jumlah sampah yang kita hasilkan setiap hari, mungkin itu dinilai
sedikit, tapi bayangkan jika setiap hari dari setiap orang. Berarti ini
membantu pemisahan sampah lebih cepat sehingga tidak cepat menumpuk di TPA.
- Kualitas
lingkungan meningkat. Lingkungan yang bersih dari sampah akan lebih higienis.
- Kualitas
estetika meningkat. Tumpukan sampah, bau busuk dan sampah yang berserakan akan
mengganggu keindahan sehingga tidak indah dipandang.
- Tambahan pendapatan.
Tidak sedikit orang-orang sukses yang mendapatkan penghasilannya dari hasil
mengolah sampah. Semakin cepat sampah dapat dimanfaatkan atau diolah maka
semakin meningkat pendapatan yang diperoleh.
- Sebagai
ladang sedekah dan membantu orang lain yang membutuhkan. Kita dapat menjual
sampah yang sudah kita pisahkan, misalnya botol kaca, botol plastic, kerta
koran, dll dan hasilnya kita sumbangkan ke orang yang membutuhkan. Atau bisa
juga diberikan ke pemulung yang lewat di depan rumah.
Nah, banyak manfaat dari memilah sampah kan?
Jadi, mari bersumbangsih menjaga lingkungankita :)
Sekarang masalah pembakaran sampah di sekitar
areal kampus. Tentu tidak nyaman bukan, jika kita sedang asik belajar tiba-tiba
ada asap tak diundang masuk ke ruangan, bisa batuk-batuk dan mengganggu banget.
Pembakaran sampah di sekitar areal kampus sebaiknya dilaarang karena banyak
sekali dampak negatifnya, selain dapat mengganggu aktifitas belajar mengajar,
juga lingkungan di areal kampus terkesan tidak segar. Sebaikknya dibuat slogan
atau peringatan tertulis disekitar areal pembuangan sampah agar para petugas
kebersihan tidak membakar sampah yang menumpuk. Dan bila kita telah melakukan
pemilahan sampah lebih awal (dari sumbernya), maka pengolahan sampah akan lebih
efektif.
Ok kawan.. mari kita jaga lingkungan kita,
rawat bumi kita :)
0 komentar:
Posting Komentar